Halo,
Sejujurnya sangat sulit bagi saya untuk mendeskripsikan diri sendiri, apalagi untuk membuat rangkaian kata berbentuk tulisan yang mampu mewakili kepribadian dan karakteristik saya dalam rentang waktu yang lama. Sudah pernah saya coba, tapi ketika kembali membaca tulisan tahun 2019 tersebut, ternyata memang manusia itu berkembang dan berubah. Buktinya, beberapa hal yang saya tulis di tahun tersebut mungkin sudah tidak relevan dengan nilai dan kepercayaan yang saya yakini hari ini. Tapi tidak masalah, mungkin saya hanya harus terus meng-update tulisan serta deskripsi singkat tentang diri saya ini hari demi hari, tahun demi tahun.
2019
Seorang anak yang punya kutukan untuk tidak tinggal lebih lama dari 2 tahun di suatu tempat terterntu. Berkulit gelap, dan takut akan hilangnya idelisme-nya ketika berumah tangga.
Bukan seorang seniman yang pandai dalam bidangnya, hanya karena ketertarikan akan dunia kebebasan yang tanpa nilai benar dan salah. Mudah tertarik akan sesuatu dan memkirkannya hingga tergores ke dalam halaman ini, dan hendak mendiskusikannya bersama.
Jika saja anak ini dipoles dengan Attitude yang benar menurut masyarakat luas, dia akan menjadi lebih menarik dari ini, namun tidak akan lebih idealis daripada sekarang.
“Hidup adalah pilihan. Tidak ada pilihan yang benar dan salah, persetan dengan mayoritas dan orang lain yang bertolak kepadamu. Hidupmu hanya sekedar memilih resiko mana yang ingin dan mampu kau ambil. Bukan Hidup yang benar dan salah, karena sejatinya Tuhanlah yang berhak untuk memutuskan semua perkara.”
Kedai Sepetak, 2019
2025
Sekarang saya adalah seorang kepala keluarga dan seorang bapak untuk anak laki-laki yang dipercayakan dan dititipkan tuhan kepada saya. Seorang anak yang memberi saya banyak pelajaran kehidupan walaupun umurnya masih belum selama waktu yang ia habiskan di dalam kandungan. Selain menjadi seorang bapak, saya juga merupakan pekerja digital serabutan untuk saat ini, walaupun berdasarkan KTP pekerjaan yang tertulis adalah seniman. Bekerja dan berkarya masih saya tekuni dari semenjak dewasa, sebagai upaya bertanggung jawab atas pilihan-pilihan kehidupan yang saya ambil sejauh ini.
Untuk kepercayaan berupa omongan tinggi seperti kutukan di tahun kebelakang mungkin sudah tidak pernah terlintas dan hanya menjadi misteri tuhan dan alam saja. Ketakutan hilangnya idealisme pada saat berumah tangga juga mungkin sudah mulai pudar bersamaan dengan cita-cita tinggi, keberanian serta idealisme itu sendiri. Walaupun, saya masih tetap berpegang teguh pada sebagian besar dari prinsip dan nilai kehidupan yang sudah saya yakini semenjak saat itu.
Dalam masalah tingkah laku dan adab, sepertinya saya yang hari ini juga sudah mulai berkurang keras kepalanya, mungkin karena setiap keputusan yang saya ambil hari ini tidak hanya berdampak pada diri saya sendiri melainkan keluarga saya juga. Tapi satu hal yang dapat saya pastikan, alinea terakhir tulisan saya di tahun 2019 masih tetap saya pegang dan yakini hingga detik ini, walaupun cara menulis dan pilihan kata-katanya bagi diri saya yang hari ini merupakan hal yang sangat konyol dan lucu untuk dibaca. Dasar jiwa muda sialan!
Merangin, 2025