Fanatisme

Sebuah topik hangat untuk kita pikirkan. Perkenalkan, beliau bernama fanatisme. Bolehkah kita menyebutnya penyakit? atau lebih baik gangguan psikologis? Terserah, biarkan orang yang ahli atasnya yang menentukan.

Saya tidak terlalu mengerti mengapa tuhan mendekatkan hal-hal ini pada saya. Mulai dari bahasan yang mulai membedah buku DSM, rencana penulisan buku mengenai hal yang berbau psikologi. Bahkan sekarang negara saya sendiri menemui banyak hal yang bersangkut paut tentang ilmu tersebut.

Pertama, bahasan ini mungkin membutuhkan kajian keilmuan yang mendalam. Hal tersebut adalah salah satu hal yang membuat saya benci menjadi pintar, dengan mengetahui kita akan lebih berhati-hati. Namun, maaf kali ini mari kita kesampingkan dan mulai membabi buta.

Kenalkah kita dengan Indonesia? Negara yang penuh dengan keceriaan dan kegilaan, plus keanehannya. Menurut saya, negara ini adalah negara yang paling banyak didomisili oleh orang-orang fanatik, dengan fanatisme yang asik untuk dikritisi.

Indonesia dan Fanatisme

Beberapa banyak jenis fanatisme di dunia ini yang telah diketahui antaranya adalah fanatisme etnis, nasional, ideologi, agama, olahraga dan lain-lain. Jangan mulai berkata iya, karena semua jenis tersebut merupakan hal yang “Indonesia banget”

Mulai dari fanatisme olahraga yang membuat orang-orang yang berstatus sebagai supporter saling bunuh hanya karena perbedaan saluran dukungan. Padahal orang yang bermain di lapangan malah saling bersahabat satu sama lain. Belum tentang fanatisme agama yang memunculkan kata kafir bahkan melebihi intensitas kitab suci menyebutkannya, membuat perpecahan bangsa dan mengkotak-kotakan golongan.

Lebih lucunya lagi, sekarang muncul orang-orang yang berfanatisme pada hal yang fana (re: kejayaan masa lalu). dua kata yang mengandung kata yang sama. Mungkin sebentar lagi akan ada orang yang fanatik dengan kefanaan suatu lagu fana merah jambu. Lucu.

Mengembalikan kejayaan masa lalu bukan dengan cara membuat kerajaan baru temanku, bukan dengan berdeklarasi ria bahwa presiden pilihanku adalah yang paling bermutu, bukan juga dengan tim sepak bola kesayanganku. Kita semua hanya membutuhkan dua kata yang mudah tuk diucap namun sulit tuk dilakukan. Kerja Keras.

Hemat saya, negara ini tidak bermasalah dengan tingkat kemiskinan, pengangguran tinggi, kekurangan moral, sumber daya dan hal lainnya. Satu hal mendasar yang terindikasi kuat menjadi akar permasalahan negara ini hanyalah Fanatisme. Negara ini sudah penuh dengan orang-orang yang fanatik, orang-orang tersebutlah yang secara tidak langsung menghasilkan permasalahan yang sedemikian rumit di negara ini. Hal tersebutlah yang memicu permasalahan-permasalahan yang lebih besar di negara ini.

Sepertinya virus yang terkenal baru-baru ini harunya tidak dibasmi, tapi diarahkan saja ke orang-orang yang tepat untuk dimusnahkan. Toh Thanos juga dapat menjadi pahlawan yang gagah karena menyelamatkan dunia dari orang-orang yang tidak berguna jika film tersebut bukan berjudul Avenger. Hehe.

2 thoughts on “Fanatisme

  1. Marjorie says:

    I’ve read a few just right stuff here.
    Definitely worth bookmarking for
    revisiting. I wonder how so much effort you place to make one of these fantastic informative website.

    Reply
  2. Alexander says:

    obviously like your website however you need to take a look at
    the spelling on several of your posts.
    Several of them are rife with
    spelling issues and I find
    it very bothersome to inform the reality then again I’ll surely come again again.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *