Sebuah kata yang sederhana, familiar dan diminati mayoritas manusia. Terkenal. Sebagian orang bahkan berjuang dengan sepenuh kemampuannya, walaupun sebagian yang lainnya sudah mulai menyerah. Berhenti berharap dan bahkan berhenti mencoba. Ironi, untuk sebuah kata yang fana namun menjanjikan.

Bagi sebagian orang kata tersebut adalah kata yang menjadi tujuan terakhir hidupnya. Tanpa mengingat bahwa dirinya adalah manusia yang hakikatnya mati dan terlupa. Selain nabi dan tuhan, saya belum bisa menyebutkan nama manusia yang lebih terkenal. Mari berhenti sejenak dan mulai bertanya.

Siapakah manusia yang paling terkenal di muka bumi?
Seberapa lama manusia dapat terkenal? Ratusan tahun? Ribuan tahun? Atau Jutaan?
Siapa yang mampu menjamin kita semua dapat menikmati sebuah kata ketenaran?
Apakah saya terkenal setelah mati?
Jangan lupakan pertanyaan paling penting:
Jika sudah terkenal. Lalu apa?

Banyak sekali orang yang terlarut dengan fatamorgana dari kata terkenal. saya mungkin salah satunya, atau dirimu juga? Mungkin kita harus mencoba untuk menjelajah waktu lebih jauh untuk bertanya. Apa yang akan kita lakukan setelah terkenal? Apa yang kita cari dari ketenaran? Ketika pada akhirnya semua akan mati dan terlupakan. Tapi tunggu, mungkin kau mau mencalonkan diri sebagai Tuhan selanjutnya. Terkenal? Pasti.

Kita hanya sibuk mencari apa yang kita inginkan teman, namun terkadang lupa apa yang kita butuhkan. Asumsi saya, sepertinya kita harus fokus pada bagaimana menanggapi ketenaran. Bukan cara untuk menjadi terkenal. Siapa yang mampu menjamin kita dapat meng-handle ketenaran kita. Belum tentu, dan menurutku tuhan tidak akan segan memberikannya ketika kita memang sudah pantas untuk mendapatkannya. Seperti kata orang yang beragama lainnya, “fokuslah untuk memantaskan diri, daripada mengejar yang tak pasti”.

Menyebalkan dan terdengar sedikit munafik. Tapi memang benar adanya. Hidup hanyalah sebuah jalan lurus yang sederhana, kita saja yang membuatnya berliku. Egois, munafik, tapi memang seharusnya begitu. Jika tidak, kita tidak akan berada di bumi sebagai manusia, mungkin kita berada di surga?

Sebuah Weling

Jika kau sudah menyerah. Tak apa, belum tentu kita dapat menerimanya dan belum tentu itu yang kita butuhkan. Namun jika kau ingin mencoba, juga tak apa. Hanya saja, jangan jadikan kata tersebut sebagai tujuan. Untukmu yang belum menyerah, berjuanglah kawan. Tuhan akan memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Indahnya, hal tersebut akan datang di waktu yang tepat. Kau hanya perlu percaya.

Salam.

41 Responses

  1. You made some respectable points there. I looked on the web for the problem as well as located most individuals will certainly support with your web site. Magdaia Ernie Prince

  2. I was very pleased to find this web-site.I wanted to thanks for your time for this wonderful read!! I definitely enjoying every little bit of it and I have you bookmarked to check out new stuff you blog post.

  3. Right here is the perfect web site for anyone who really wants to find out about this topic. You understand a whole lot its almost tough to argue with you (not that I personally would want to…HaHa). You definitely put a fresh spin on a subject which has been written about for a long time. Wonderful stuff, just wonderful.

  4. What’s Going down i am new to this, I stumbled upon this I’ve discovered It positively helpful and it has aided me out loads. I’m hoping to give a contribution & assist different users like its helped me. Great job.|

  5. Howdy would you mind letting me know which hosting company you’re utilizing? I’ve loaded your blog in 3 different web browsers and I must say this blog loads a lot quicker then most. Can you suggest a good web hosting provider at a fair price? Thanks a lot, I appreciate it!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *